Saturday 28 June 2014

Dialog dengan jiwaku

Aku:
Hatiku meracau
pikiranku pergi merantau
jiwaku tak terikat pada raga
ia melayang dari jasadnya
kucari tahu sebabnya kenapa, namun terkadang jawabnya hampa


"mungkin tak ada lagi yang kucari"
"mungkin tak ada lagi yang kutunggu"
"mungkin memang sudah waktuku"
Ini adalah nyanyian sendu hatiku

yang ku pun tak tahu, mengapa sendu ini melantun
sahut jiwaku..


Aku:
ragu telah menjadi teman tetapku
sunyi dan sendu sahabat baikku

tak pernah kupertanyakan mengapa aku begitu gagu melafalkan perasaanku
atau, memang ini jalanku?

aku mengagumimu jiwaku yang sendu..
aku mengagumimu jiwaku yang tak pernah rindu akan rasa
namun, masih saja kupertanyakan mengapa kau begitu berbeda dariku?

Sulit sekali menjelaskan pada khalayak ramai bahwa aku mempunyai diriku yang lain,
dan lebih sulit lagi menjelaskan bahwa hal ini adalah normal :)

Aku memiliki bagian jiwaku yang lain, yang selalu setia menjaga dan menemaniku setiap saat.
Ia selalu ada kapanpun aku bertanya dan kapanpun aku membutuhkan.
terkadang ia menuntunku ke arah yang lain, memberiku perspektif yang berbeda.
Ia jauh lebih dewasa daripada diriku yang asli, Ia jauh lebih tenang dan mapan.
Seringkali kuhabiskan waktu bersamanya, berdiskusi tentang hari esok dan mimpi.
Ia telah menjadi teman terbaikku selama ini, yang saat ini sudah saatnya kuperkenalkan.

Dalam bahasa psikologi, mungkin dia disebut superego.


from jiwa: aku bukan tak bahagia, hanya saja aku rindu meracau

No comments:

Post a Comment